Rapat Kerja Bersama antara Komisi III DPRD Provinsi Sumatera Barat dengan Perangkat Daerah Mitra Kerja
Rapat kerja bersama antara Komisi III DPRD Provinsi...
Loading
Kota Padang, sebagai ibu kota Provinsi Sumatera Barat, merupakan wilayah yang memiliki tingkat kerentanan tinggi terhadap berbagai jenis bencana alam. Letaknya yang berada di sepanjang pesisir barat Pulau Sumatera menjadikannya sangat rawan terhadap gempa bumi dan tsunami, khususnya akibat aktivitas tektonik di zona subduksi Mentawai. Selain itu, kontur wilayah yang bervariasi dari dataran rendah hingga perbukitan, curah hujan yang tinggi, dan kepadatan permukiman juga meningkatkan risiko terjadinya banjir, tanah longsor, dan kebakaran pemukiman.
Sejarah mencatat bahwa Kota Padang telah mengalami berbagai bencana besar yang menyebabkan kerugian jiwa dan harta benda yang tidak sedikit. Gempa besar tahun 2009 dan berbagai banjir tahunan menjadi peringatan bahwa upaya mitigasi tidak dapat ditunda. Tidak hanya fokus pada penanggulangan pasca-bencana, namun pendekatan mitigasi yang terencana, sistematis, dan berbasis partisipasi masyarakat perlu diperkuat demi mengurangi dampak dan risiko bencana di masa depan.
Untuk menjawab tantangan tersebut, Pemerintah Kota Padang melalui Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) dan instansi terkait telah mengembangkan berbagai strategi mitigasi, mulai dari pembangunan infrastruktur tangguh bencana, peningkatan kapasitas masyarakat, edukasi kebencanaan, hingga penyediaan sistem peringatan dini. Program seperti Tsunami Ready Community, Sekolah Siaga Bencana, serta pembentukan Kelurahan Tangguh Bencana menjadi pilar utama dalam memperkuat kesiapsiagaan dan respons masyarakat.
Mitigasi bencana tidak hanya menjadi tanggung jawab pemerintah, melainkan juga melibatkan peran aktif masyarakat, dunia pendidikan, dunia usaha, dan media. Dengan adanya sinergi multipihak, Kota Padang diharapkan mampu menjadi kota yang tangguh terhadap bencana dan siap menghadapi segala kemungkinan dengan cepat, tepat, dan terukur.
Selanjutnya, bencana berdasarkan sumbernya dibagi menjadi tiga, yaitu:
Bencana alam juga dapat mencakup sebagai berikut:
Penyebab bencana alam di Indonesia :
Mitigasi Bencana
Tujuan mitigasi bencana
Beberapa kegiatan mitigasi bencana di antaranya:
Robot sebagai perangkat bantu manusia, dapat dikembangkan untuk ikut melakukan mitigasi bencana. Robot mitigasi bencana bekerja untuk mengurangi risiko terjadinya bencana.
Contoh robot mitigasi bencana diantaranya:
Berdasarkan siklus waktunya , kegiatan penanganan bencana dapat dibagi 4 kategori:
Contoh upaya dalam mitigasi bencana di Kota Padang
1. Gempa Bumi
Karakteristik Risiko:
Kota Padang terletak di dekat zona subduksi Megathrust, menjadikannya sangat rentan terhadap gempa bumi berkekuatan besar.
Langkah Mitigasi:
2. Tsunami
Karakteristik Risiko:
Sebagian besar wilayah Kota Padang berada di dataran rendah dekat pantai, dengan estimasi waktu kedatangan tsunami sekitar 30 menit setelah gempa besar.
Langkah Mitigasi:
3. Kebakaran
Karakteristik Risiko:
Kebakaran dapat terjadi di permukiman padat dan kawasan industri, serta akibat kebocoran gas atau instalasi listrik yang tidak aman.
Langkah Mitigasi:
4. Banjir
Karakteristik Risiko:
Curah hujan tinggi dan sistem drainase yang kurang memadai menyebabkan banjir di beberapa wilayah Kota Padang.
Langkah Mitigasi:
5. Longsor
Karakteristik Risiko:
Wilayah perbukitan di sekitar Kota Padang rentan terhadap longsor, terutama saat musim hujan.
Langkah Mitigasi: